M Irfan Syah, Ketua Pengurus Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Timur, menyatakan bahwa pada tahun 2030-2045, generasi Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) akan menjadi tulang punggung dalam menghadapi abad ke dua NU, yang juga dikenal sebagai bonus demografi atau “Indonesia Emas”. Pernyataan tersebut disampaikan saat acara Gathering Social Media Admin & Ignite The Digital Future yang diadakan di Taman Asmaul Husna, Masjid Al-Akbar Surabaya pada hari Minggu (09/04/2024).

“Sparkling Ramadhan adalah acara silaturahmi antara admin media sosial di cabang-cabang masing-masing,” kata Irfan.

Menurutnya, seseorang yang berjuang untuk agama tidak harus membawa pedang, tetapi bisa memegang alat-alat seperti Corel Draw, Photoshop, dan aplikasi editing lainnya.

“Kebanyakan orang orang yang memegang tools itu sukar kepada dirinya sendiri di media sosialnya akan tetapi, tidak sukar memasang foto foto ketua hingga di edit sedemikian rupa,” tambahnya.

Irfan menegaskan bahwa saat ini banyak pemimpin di dunia yang berasal dari generasi milenial, contohnya Menteri Olahraga Malaysia yang usianya baru dua puluh tahun merupakan usia yang sama dengan usia saya, namun saya masih berada di tingkat Jawa Timur. Selain itu, baru-baru ini, menteri pemuda yang baru dilantik usianya baru tiga puluh dua tahun, yang menunjukkan bahwa anak muda diberikan kepercayaan di zaman ini.

“Generasi milenial bukan mengambil alih dunia, tetapi mengambil alih peran sesuai tugas dan fungsi pemuda. Pemuda hari ini adalah pemuda masa depan,” tegasnya.

Leave a Comment

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.