Banyuwangi, IPNU Jatim
Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Banyuwangi mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi segera membentuk Ruang Aman Pelajar. Desakan tersebut disampaikan dalam audiensi dengan Bupati Banyuwangi di Kantor Pemda, Senin (15/09/2025).
Ketua PC IPNU Banyuwangi, Dwi Ainul Haqiky, menuturkan bahwa usulan ini merupakan hasil konsolidasi bersama seluruh Pimpinan Anak Cabang (PAC) se-Kabupaten Banyuwangi. Menurutnya, Ruang Aman Pelajar diharapkan menjadi wadah pengaduan khusus pelajar terkait bullying, kekerasan seksual, serta penyalahgunaan miras dan narkoba.
“Kasus yang menimpa pelajar dalam beberapa bulan terakhir jelas mengganggu pembelajaran dan merusak kesehatan mental. Karena itu kami mendorong agar segera ada ruang aman, dikelola pelajar sendiri setelah mendapat bimbingan teknis,” tegas Ainul Haqiky.
Dalam pertemuan itu, IPNU–IPPNU juga didampingi Ketua Umum GP Ansor Banyuwangi, Arvy Rizaldi, serta Sekretaris Jenderal PCNU Banyuwangi, Abdul Aziz.
Usulan ini dinilai mendesak karena sejumlah data menunjukkan ancaman serius terhadap pelajar Banyuwangi:
- Sepanjang 2023, tercatat 68 anak berhadapan dengan hukum, mayoritas korban kekerasan seksual. Angka ini memang turun dari sekitar 100 kasus pada 2022, namun masih cukup tinggi.
- Kasus bullying mendorong Dinas Pendidikan memperkuat Satgas Antikekerasan di sekolah.
- Polresta Banyuwangi pada 2024–2025 gencar melakukan sosialisasi bahaya narkoba dan razia minuman keras di kalangan pelajar.
- Kasus kekerasan terhadap anak tetap tercatat puluhan per tahun, mayoritas menimpa anak perempuan.
Sejumlah kajian akademik menunjukkan bahwa kekerasan seksual dan perundungan berdampak serius pada prestasi akademik, kesehatan mental, dan masa depan anak. Karena itu, lingkungan belajar yang aman menjadi faktor kunci agar pelajar dapat berkembang secara optimal.
“Ruang Aman Pelajar bukan hanya kebutuhan teknis, melainkan tanggung jawab bersama untuk menjamin hak-hak pelajar Banyuwangi,” pungkas Ainul Haqiky.
Pewarta : Muhammad Miswan

